PENGERTIAN
PEMUDA
Masa remaja adalah masa transisi
dan secara psikologis sangat problematis, masa ini memungkinkan mereka berada dalam
anomali (keadaan tanpa norma atau hukum) , akibat kontradiksi norma maupun
orientasi mendua.
Dalam keadaan demikian, seringkali muncul perilaku menyimpang atau kecendrungan melakukan pelnggaran. Kondisi ini juga memungkinkan mereka menjadi sasaran pengaruh media massa.
PERAN
MEDIA MASSA
Ciri-ciri yang menyebabkan
kecendrungan remaja mengikuti begitu saja arus informasi yang serasi dengan
selera dan keinginan sebagai penyeralas informasi atau pemberi rekomendasi
terhadap pesan-pesan yang di terima kini tidak berfungsi seperti dahulu. Dari
artikel tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah kepemudaan dapat di tinjau
dari asumsi yaitu :
1. Penghayatan mengenai
proses perkembangan bukan sebagai suatu kontinum yang sambung tetapi
fragmentaris, terpecah-pecah, dan setiap fargmen mempunyai artinya
sendiri-sendiri.
2. Posisi pemuda dalam arah
kehidupan itu sendiri. Tafsiran-tafsiran klasik didasarkan pada anggapan bahwa
kehidupan mempunyai pola yang banyak sedikitnya tergantung gaya hidup masing - masing individu.
PEMUDA
DAN IDENTITAS
Pemuda adalah suatu generasi
yang dipundaknya terbebani bermacam-macam harapan , terutama dari generasi
lainya.hal ini dapat dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi
penerus, generasi yang harus mengisi dan melangsungkan estafet pembangunan
secara terus - menerus.
POTENSI-POTENSI
PEMUDA
a. Idealis dan daya kritis : secara sosiologis generasi
muda belum mapan dalam tatanan yang ada , maka ia dapat melihat
kekurangan-kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari gagasan
baru.
b. Dinamika dan kreatifitas.
c. Keberanian mengambil resiko.
d. Optimis dan kegairahan semangat.
e. Sikap kemandirian dan disiplin murni.
f. Terdidik.
g. Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan.
h. Patriotisme dan nasionalisme.
i. Sikap dan jiwa kesatria.
j. Kemampuan kekuasaan ilmu dan teknologi.
b. Dinamika dan kreatifitas.
c. Keberanian mengambil resiko.
d. Optimis dan kegairahan semangat.
e. Sikap kemandirian dan disiplin murni.
f. Terdidik.
g. Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan.
h. Patriotisme dan nasionalisme.
i. Sikap dan jiwa kesatria.
j. Kemampuan kekuasaan ilmu dan teknologi.
Studi
Kasus :
Pemuda adalah seseorang yang
berpikir bahwa segala hal harus berubah menjadi lebih baik, namun mengetahui
bahwa dirinyalah yang harus lebih dahulu diubah. Pemuda adalah seseorang yang
berpikir bahwa tidak ada yang tidak bisa ia lakukan demi sebuah perubahan kearah
yang lebih baik. Pemuda adalah seseorang yang tahu bahwa dipundaknyalah tugas
menjaga diri, keluarga, kampung halaman, negara dan agama diletakkan. Tetapi
diatas semua itu, pemuda adalah seseorang yang bertindak dengan penuh kesadaran
dan tanggung jawab dalam melaksanakan itu semua. Karena jika hanya berada di
tataran pemikiran tanpa dilanjutkan dengan tindakan atau karya nyata maka dunia
tidak akan berubah.
Pengertian
Sosialisasi
Sosialisasi diartikan
sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu mempelajari
kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma
social yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya.
Berikut pengertian sosialisasi menurut para ahli:
1. Keluarga
Pertama-tama yang dikenal oleh anak-anak adalah ibunya, bapaknya dan saudara-saudaranya.
Pertama-tama yang dikenal oleh anak-anak adalah ibunya, bapaknya dan saudara-saudaranya.
2. Sekolah
Pendidikan di sekolah merupakan wahana sosialisasi sekunder dan merupakan tempat berlangsungnya proses sosialisasi secara formal.
Pendidikan di sekolah merupakan wahana sosialisasi sekunder dan merupakan tempat berlangsungnya proses sosialisasi secara formal.
3. Teman
bermain (kelompok bermain)
Kelompok bermain mempunyai pengaruh besar dan berperan kuat dalam pembentukan kepribadian anak. Dalam kelompok bermain anak akan belajar bersosialisasi dengan teman sebayanya.
Kelompok bermain mempunyai pengaruh besar dan berperan kuat dalam pembentukan kepribadian anak. Dalam kelompok bermain anak akan belajar bersosialisasi dengan teman sebayanya.
4. Media
massa seperti media cetak, (surat kabar, majalah, tabloid) maupun media
elektronik (televisi, radio, film dan video). Besarnya pengaruh media massa
sangat tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang disampaikan.
5. Lingkungan
kerja
Lingkungan kerja merupakan media sosialisasi yang terakhir cukup kuat, dan efektif mempengaruhi pembentukan kepribadian seseorang.
Lingkungan kerja merupakan media sosialisasi yang terakhir cukup kuat, dan efektif mempengaruhi pembentukan kepribadian seseorang.
Studi
Kasus :
Proses sosialisasi banyak
ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan.
Berbeda dengan inkulturasi yang mementingkan nilai-nilai dan norma-norma
kebudayaan dalam jiwa individu, sosialisasi dititik beratkan pada soal individu
dalam kelompok melalui pendidikan dan perkembangannya. Oleh karena itu proses
sosialisasi melahirkan pendirian dan kepribadian seseorang. Pendirian (self)
sebagai suatu produk sosialisasi, merupakan kesadaran terhadap diri sendiri dan
memandang adanya pribadi orang lain di luar dirinya. Kesadaran terhadap diri
sendiri membuat timbulnya sebutan “aku” atau “saya” sebagai kedirian subyektif
yang sulit dipelajari.
Proses Sosialisasi
Melalui
proses sosialisasi, seseorang akan terwarnai cara berpikir dan
kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Dengan demikian, tingkah laku seseorang akan
dapat diramalkan. Dengan proses sosialisasi, seseorang menajdi tahu bagaimana
ia mesti bertingkah laku di tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari keadaan tidak atau belum tersosialisasi, menjadi manusia masyarakat
dan beradab. Kedirian dan kepribadian melalui proses sosialisasi dapat
terbentuk. Dalam hal ini sosialisasi diartikan sebagai proses yang membantu
individu melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan
bagaimana cara berpikir kelompoknya agar dapat berperan dan berfungsi dalam
kelompoknya. Sosialisasi merupakan salah satu proses belajar kebudayaan dari
anggota masyarakat dan hubungannya dengan sistem sosial.
Proses
sosialisasi banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan sosial
yang bersangkutan. Berbeda dengan inkulturasi yang mementingkan nilai-nilai dan
norma-norma kebudayaan dalam jiwa individu, sosialisasi dititik beratkan pada
soal individu dalam kelompok melalui pendidikan dan perkembangannya. Oleh karena itu proses sosialisasi melahirkan kedirian dan kepribadian
seseorang. Kedirian (self) sebagai suatu produk sosialisasi, merupakan
kesadaran terhadap diri sendiri dan memandang adanya pribadi orang lain di luar
dirinya. Kesadaran terhadap diri sendiri membuat timbulnya sebutan “aku” atau
“saya” sebagai kedirian subyektif yang sulit dipelajari. Asal mula
timbulnya kedirian :
1.Dalam
proses sosialisasi mendapat bayangan dirinya, yaitu setelah memperhatikan cara
orang lain memandang dan memperlakukan dirinya.
2.Dalam
proses sosialisasi juga membentuk pendirian yang ideal. Orang yang bersangkutan
mengetahui dengan pasti apa-apa yang harus ia lakukan agar memperoleh
penghargaan dari orang lain. Bentuk-bentuk kedirian ini
berguna dalam meningkatkan ketaatan anak terhadap norma-norma sosial.
Thomas Ford Hoult, menyebutkan bahwa proses sosialisasi
adalah proses belajar individu untuk bertingkah laku sesuai dengan standar yang
terdapat dalam kebudayaan masyarakatnya. Menurut R.S. Lazarus, proses
sosialisasi adalah proses akomodasi, dimana individu menghambat atau
mengubah impuls-impuls sesuai dengan tekanan lingkungan, dan mengembangkan
pola-pola nilai dan tingkah laku-tingkah laku yang baru yang sesuai dengan
kebudayaan masyarakat.
Peranan
Sosial Mahasiswa & Pemuda di Masyarakat
Mahasiswa
harus menumbuhkan jiwa-jiwa sosial yang dalam atau dengan kata lain solidaritas
sosial. Solidaritas yang tidak dibatasi oleh sekat sekat kelompok, namun
solidaritas sosial yang universal secara menyeluruh serta dapat melepaskan
keangkuhan dan kesombongan. Mahasiswa tidak bisa melihat penderitaan orang
lain, tidak bisa melihat penderitan rakyat, tidak bisa melihat adanya kaum
tertindas dan di biarkan begitu saja. Mahasiswa dengan sifat kasih dan
sayangnya turun dan memberikan bantuan baik moril maupun materil bagi siapa
saja yang memerlukannya.
Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan
Generasi Muda
Maksud dari
pola pembinaan dan pengembangan generasi muda adalah agar semua pihak yang
turut serta dan berkepentingan dalam penanganannya benar-benar menggunakan
sebagai pedoman sehingga pelaksanaanya dapat terarah, menyeluruh dan terpadu.
Serta dapat mencapai sasaran dan tujuan yang dimaksud.
Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi
muda disusun berlandaskan :
1.
Landasan
idiil : Pancasila
2.
Landasan
konstitusional : UUD 1945
3.
Landasan
Strategis : Garis-garis Besar Haluan Negara
4.
Landasan
historis : Sumpah Pemuda tahun 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan
5.
Landasan
normatif : Etika, tata nilai dan tradisi luhur yang hidup dalam masyarakat
(Sumber : Buku
MKDU Ilmu Sosial Dasar Oleh: Harwantiyoko, Neltje F. Katuuk Penerbit Gunadarma).