Fungsi
Departemen Maintenance dan Repair (MR)
Pemeliharaan (maintenance)
adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga mesin/peralatan dan mengadakan
perbaikan atau penyesuaian dan penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu
keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Jadi dengan adanya kegiatan maintenance
maka mesin/alat yang digunakan tidak akan mengalami kerusakan selama
dipergunakan untuk proses produksi atau sebelum jangka waktu tertentu
direncanakan tercapai.
Maintenance merupakan suatu fungsi dalam suatu industri manufaktur yang sama fungsinya dengan fungsi-fungsi lain seperti produksi. Hal ini karena kalau kita memiliki peralatan maka biasanya kita selalu mencoba untuk tetap dapat mempergunakan mesin/peralatan sehingga kegiatan produksi dapat berjalan lancar. Dalam usaha untuk dapat menggubnakan terus menerus peralatan agar kontinuitas produksi dapat terjamin maka dibutuhkanlah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang meliputi:
a) Kegiatan pengecekan.
b) Peminyakan (lubrication).
c) Perbaikan/reparasi atas kerusakan-kerusakan yang ada.
d) Penyesuain/penggantian spare part atau komponen.
Istilah-istilah dalam Maintenance
Break Down Maintenance:
Break Down Maintenance:
Pekerjaan
yang dilakukan berdasarkan perencanaan sebelumnya atas suatu alat/fasilitas
yang diduga telah mengalami kerusakan.
Availability:
Periode
waktu dimana alat/fasilitas dalam keadaan siap untuk dipakai/dioperasikan.
Overhoul:
Pemeriksaan
dan perbaikan secara menyeluruh terhadap suatu fasilitas atau sebagian dari
fasilitas sehingga mencapai standar yang di terima.
Down Time:
Periode
waktu dimana alat/fasilitas dalam keadaan tidak dapat dipakai/dioperasikan.
Overhoul Equipment
Efficiency
Cara
paling sederhana untuk menghitung OEE adalah Rasio Waktu Sepenuhnya yang
Produktif untuk Waktu Produksi Rencana. Waktu Produktif Sepenuhnya hanyalah
cara lain untuk mengatakan manufaktur, komponen secepat mungkin (Ideal Cycle
Time) tanpa berhenti.
Maka perhitungannya:
OEE = (Baik Hitungan × Ideal Cycle Time) / Rencana Waktu Produksi
Meskipun
ini adalah perhitungan yang valid dari OEE, hal ini tidak memberikan informasi
tentang tiga faktor yang berhubungan dengan kerugian: Ketersediaan, Kinerja,
dan Kualitas. Untuk itu, kami menggunakan perhitungan
yang lebih disukai.
Contoh:
Waktu
operasional = 8 jam (480 menit)
Waktu setup = 10 menit
Breakdown = 0 menit
Availability = (480 – 10 – 0) / 480 = 98%
Waktu setup = 10 menit
Breakdown = 0 menit
Availability = (480 – 10 – 0) / 480 = 98%
Waktu
running = 470 menit
Cycle time = 17 detik per unit
Jumlah produk diproses = 1400 unit
Performance rate = (17 detik x 1400 unit) / 470 menit = (23800 detik) / (28200 detik) = 84%
Cycle time = 17 detik per unit
Jumlah produk diproses = 1400 unit
Performance rate = (17 detik x 1400 unit) / 470 menit = (23800 detik) / (28200 detik) = 84%
Jumlah
cacat = 168 unit
Quality rate = (1400 – 168) / 1400 = 1232 / 1400 = 88%
OEE (Overall Equipment Effectiveness) = 98% x 84% x 88% = 72%
Quality rate = (1400 – 168) / 1400 = 1232 / 1400 = 88%
OEE (Overall Equipment Effectiveness) = 98% x 84% x 88% = 72%
Jenis-jenis
Maintenance (Perawatan)
Maintenance atau Perawatan dapat dibagi menjadi beberapa
jenis, diantaranya adalah:
1. Breakdown Maintenance (Perawatan saat terjadi
Kerusakan)
Breakdown Maintenance adalah perawatan yang dilakukan
ketika sudah terjadi kerusakan pada mesin atau peralatan kerja sehingga Mesin
tersebut tidak dapat beroperasi secara normal atau terhentinya operasional
secara total dalam kondisi mendadak. Breakdown Maintenance ini harus dihindari
karena akan terjadi kerugian akibat berhentinya Mesin produksi yang menyebabkan
tidak tercapai Kualitas ataupun Output Produksi.
2. Preventive Maintenance (Perawatan Pencegahan)
Preventive Maintenance atau kadang disebut juga
Preventative Maintenance adalah jenis Maintenance yang dilakukan untuk mencegah
terjadinya kerusakan pada mesin selama operasi berlangsung. Contoh Preventive
maintenance adalah melakukan penjadwalan untuk pengecekan (inspection) dan
pembersihan (cleaning) atau pergantian suku cadang secara rutin dan berkala.
Preventive Maintenace terdiri dua jenis, yakni :
a. Periodic Maintenance (Perawatan berkala)
Periodic Maintenance ini diantaranya adalah perawatan
berkala yang terjadwal dalam melakukan pembersihan mesin, Inspeksi mesin,
meminyaki mesin dan juga pergantian suku cadang yang terjadwal untuk mencegah
terjadi kerusakan mesin secara mendadak yang dapat menganggu kelancaran
produksi. Periodic Maintenance biasanya dilakukan dalam harian, mingguan,
bulanan ataupun tahunan.
b. Predictive Maintenance (Perawatan Prediktif)
Predictive Maintenance adalah perawatan yang dilakukan
untuk mengantisipasi kegagalan sebelum terjadi kerusakan total. Predictive
Maintenance ini akan memprediksi kapan akan terjadinya kerusakan pada komponen
tertentu pada mesin dengan cara melakukan analisa trend perilaku
mesin/peralatan kerja. Berbeda dengan Periodic maintenance yang dilakukan
berdasarkan waktu (Time Based), Predictive Maintenance lebih menitikberatkan
pada Kondisi Mesin (Condition Based).
3. Corrective Maintenance (Perawatan Korektif)
Corrective Maintenance adalah Perawatan yang dilakukan
dengan cara mengidentifikasi penyebab kerusakan dan kemudian memperbaikinya
sehingga Mesin atau peralatan Produksi dapat beroperasi normal kembali.
Corrective Maintenance biasanya dilakukan pada mesin atau peralatan produksi
yang sedang beroperasi secara abnormal (Mesin masih dapat beroperasi tetapi
tidak optimal).
Jenis-jenis Perawatan atau Maintenance diatas perlu
dipelajari dan diketahui dalam menerapkan Total Productive Maintenance (TPM).
Untuk mengukur kinerja Mesin, kita dapat menghitungnya dengan rumus OEE
(Overall Equipment Effectiveness).
Tujuan
Penerapan Total Productive Maintenance (TPM)
Tujuan daripada TPM (Total Productive Maintenance)
adalah untuk meningkatkan produktivitas pada perlengkapan dan peralatan
produksi dengan Investasi perawatan yang seperlunya sehingga mencegah terjadi 6
kerugian besar (Six Big Losses) yaitu :
Breakdown
Kerugian akibat Rusaknya Mesin (Peralatan dan Perlengkapan Kerja)
Kerugian akibat Rusaknya Mesin (Peralatan dan Perlengkapan Kerja)
Setup
and Adjustments
Kerugian yang diakibatkan perlunya Persiapan ulang peralatan dan perlengkapan kerja
Kerugian yang diakibatkan perlunya Persiapan ulang peralatan dan perlengkapan kerja
Small
Stops
Kerugian akibat terjadinya gangguan yang menyebabkan mesin tidak dapat beroperasi secara optimal
Kerugian akibat terjadinya gangguan yang menyebabkan mesin tidak dapat beroperasi secara optimal
Slow
Running
Kerugian yang terjadi karena mesin berjalan lambat tidak sesuai dengan kecepatan yang diinginkan.
Kerugian yang terjadi karena mesin berjalan lambat tidak sesuai dengan kecepatan yang diinginkan.
Startup
Defect
Kerugian yang diakibatkan terjadi cacat produk saat Startup (saat awal mesin beroperasi)
Kerugian yang diakibatkan terjadi cacat produk saat Startup (saat awal mesin beroperasi)
Production
Defect
Kerugian yang terjadi karena banyaknya produk yang cacat dalam proses produksi.
Kerugian yang terjadi karena banyaknya produk yang cacat dalam proses produksi.
Selain keenam kerugian yang disebutkan diatas,
keuntungan lain penerapan Total Productive Maintenance (TPM) adalah dapat
menghindari terjadinya kecelakaan kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang
aman bagi karyawannya.
Keuntungan
mempunyai departement MR sendiri di bandingkan menyewa kontraktor.
Keuntungan suatu perusahaan memiliki departemen maintenance and repair sendiri adalah yang paling signifikan menghemat biaya perusahaan untuk menyewa kontraktor itu sendiri. Jadi anggaran bisa dialihkan untuk kesejahteraan karyawan atau diberikan untuk penyediaan barang-barang keperluan maintenance and repair itu sendiri.
Sumber:
http://ilmumanajemenindustri.com/jenis-maintenance-perawatan-mesin-peralatan-kerja/
http://ilmumanajemenindustri.com/8-pilar-tpm-total-productive-maintenance/
http://berbagienergi.com/2015/10/15/penjelasan-singkat-dari-istilah-dalam-maintenance/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar