Powered By Blogger

Senin, 27 Maret 2017

Maintenance and Repair

Fungsi Departemen Maintenance dan Repair (MR)
Pemeliharaan (maintenance) adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga mesin/peralatan dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian dan penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan. Jadi dengan adanya kegiatan maintenance maka mesin/alat yang digunakan tidak akan mengalami kerusakan selama dipergunakan untuk proses produksi atau sebelum jangka waktu tertentu direncanakan tercapai.
Maintenance merupakan suatu fungsi dalam suatu industri manufaktur yang sama fungsinya dengan fungsi-fungsi lain seperti produksi. Hal ini karena kalau kita memiliki peralatan maka biasanya kita selalu mencoba untuk tetap dapat mempergunakan mesin/peralatan sehingga kegiatan produksi dapat berjalan lancar. Dalam usaha untuk dapat menggubnakan terus menerus peralatan agar kontinuitas produksi dapat terjamin maka dibutuhkanlah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang meliputi: 
a)            Kegiatan pengecekan.
b)           Peminyakan (lubrication).
c)            Perbaikan/reparasi atas kerusakan-kerusakan yang ada.
d)           Penyesuain/penggantian spare part atau komponen.

Istilah-istilah dalam Maintenance
Break Down Maintenance
:
Pekerjaan yang dilakukan berdasarkan perencanaan sebelumnya atas suatu alat/fasilitas yang diduga telah mengalami kerusakan.
Availability:
Periode waktu dimana alat/fasilitas dalam keadaan siap untuk dipakai/dioperasikan.
Overhoul:
Pemeriksaan dan perbaikan secara menyeluruh terhadap suatu fasilitas atau sebagian dari fasilitas sehingga mencapai standar yang di terima.
Down Time:
Periode waktu dimana alat/fasilitas dalam keadaan tidak dapat dipakai/dioperasikan.
Overhoul Equipment Efficiency
Cara paling sederhana untuk menghitung OEE adalah Rasio Waktu Sepenuhnya yang Produktif untuk Waktu Produksi Rencana. Waktu Produktif Sepenuhnya hanyalah cara lain untuk mengatakan manufaktur, komponen secepat mungkin (Ideal Cycle Time) tanpa berhenti.


Maka perhitungannya:

OEE = (Baik Hitungan × Ideal Cycle Time) / Rencana Waktu Produksi
Meskipun ini adalah perhitungan yang valid dari OEE, hal ini tidak memberikan informasi tentang tiga faktor yang berhubungan dengan kerugian: Ketersediaan, Kinerja, dan Kualitas. Untuk itu, kami menggunakan perhitungan yang lebih disukai.
Contoh:
Waktu operasional = 8 jam (480 menit)
Waktu  setup = 10 menit
Breakdown = 0 menit
Availability = (480 – 10 – 0) / 480 = 98%
Waktu running = 470 menit
Cycle time = 17 detik per unit
Jumlah produk diproses = 1400 unit
Performance rate = (17 detik x 1400 unit) / 470 menit = (23800 detik) / (28200 detik) = 84%
Jumlah cacat = 168 unit
Quality rate = (1400 – 168) / 1400 = 1232 / 1400 = 88%
OEE (Overall Equipment Effectiveness) = 98% x 84% x 88% = 72%

Jenis-jenis Maintenance (Perawatan)
Maintenance atau Perawatan dapat dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah:
1. Breakdown Maintenance (Perawatan saat terjadi Kerusakan)
Breakdown Maintenance adalah perawatan yang dilakukan ketika sudah terjadi kerusakan pada mesin atau peralatan kerja sehingga Mesin tersebut tidak dapat beroperasi secara normal atau terhentinya operasional secara total dalam kondisi mendadak. Breakdown Maintenance ini harus dihindari karena akan terjadi kerugian akibat berhentinya Mesin produksi yang menyebabkan tidak tercapai Kualitas ataupun Output Produksi.

2. Preventive Maintenance (Perawatan Pencegahan)
Preventive Maintenance atau kadang disebut juga Preventative Maintenance adalah jenis Maintenance yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan pada mesin selama operasi berlangsung. Contoh Preventive maintenance adalah melakukan penjadwalan untuk pengecekan (inspection) dan pembersihan (cleaning) atau pergantian suku cadang secara rutin dan berkala. Preventive Maintenace terdiri dua jenis, yakni :
a. Periodic Maintenance (Perawatan berkala)
Periodic Maintenance ini diantaranya adalah perawatan berkala yang terjadwal dalam melakukan pembersihan mesin, Inspeksi mesin, meminyaki mesin dan juga pergantian suku cadang yang terjadwal untuk mencegah terjadi kerusakan mesin secara mendadak yang dapat menganggu kelancaran produksi. Periodic Maintenance biasanya dilakukan dalam harian, mingguan, bulanan ataupun tahunan.
b. Predictive Maintenance (Perawatan Prediktif)
Predictive Maintenance adalah perawatan yang dilakukan untuk mengantisipasi kegagalan sebelum terjadi kerusakan total. Predictive Maintenance ini akan memprediksi kapan akan terjadinya kerusakan pada komponen tertentu pada mesin dengan cara melakukan analisa trend perilaku mesin/peralatan kerja. Berbeda dengan Periodic maintenance yang dilakukan berdasarkan waktu (Time Based), Predictive Maintenance lebih menitikberatkan pada Kondisi Mesin (Condition Based).
3. Corrective Maintenance (Perawatan Korektif)
Corrective Maintenance adalah Perawatan yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi penyebab kerusakan dan kemudian memperbaikinya sehingga Mesin atau peralatan Produksi dapat beroperasi normal kembali. Corrective Maintenance biasanya dilakukan pada mesin atau peralatan produksi yang sedang beroperasi secara abnormal (Mesin masih dapat beroperasi tetapi tidak optimal).

Jenis-jenis Perawatan atau Maintenance diatas perlu dipelajari dan diketahui dalam menerapkan Total Productive Maintenance (TPM). Untuk mengukur kinerja Mesin, kita dapat menghitungnya dengan rumus OEE (Overall Equipment Effectiveness).

Tujuan Penerapan Total Productive Maintenance (TPM)
Tujuan daripada TPM (Total Productive Maintenance) adalah untuk meningkatkan produktivitas pada perlengkapan dan peralatan produksi dengan Investasi perawatan yang seperlunya sehingga mencegah terjadi 6 kerugian besar (Six Big Losses) yaitu :
Breakdown
Kerugian akibat Rusaknya Mesin (Peralatan dan Perlengkapan Kerja)
Setup and Adjustments
Kerugian yang diakibatkan perlunya Persiapan ulang peralatan dan perlengkapan kerja
Small Stops
Kerugian akibat terjadinya gangguan yang menyebabkan mesin tidak dapat beroperasi secara optimal
Slow Running
Kerugian yang terjadi karena mesin berjalan lambat tidak sesuai dengan kecepatan yang diinginkan.
Startup Defect
Kerugian yang diakibatkan terjadi cacat produk saat Startup (saat awal mesin beroperasi)
Production Defect
Kerugian yang terjadi karena banyaknya produk yang cacat dalam proses produksi.
Selain keenam kerugian yang disebutkan diatas, keuntungan lain penerapan Total Productive Maintenance (TPM) adalah dapat menghindari terjadinya kecelakaan kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang aman bagi karyawannya.

     Keuntungan mempunyai departement MR sendiri di bandingkan menyewa kontraktor.
Keuntungan suatu perusahaan memiliki departemen maintenance and repair sendiri adalah yang paling signifikan menghemat biaya perusahaan untuk menyewa kontraktor itu sendiri.  Jadi anggaran bisa dialihkan untuk kesejahteraan karyawan atau diberikan untuk penyediaan barang-barang keperluan maintenance and repair itu sendiri.



Sumber: 
http://ilmumanajemenindustri.com/jenis-maintenance-perawatan-mesin-peralatan-kerja/
http://ilmumanajemenindustri.com/8-pilar-tpm-total-productive-maintenance/
http://berbagienergi.com/2015/10/15/penjelasan-singkat-dari-istilah-dalam-maintenance/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar